ASSALAMUALAIKUM
Disini saya akan membagikan materi pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 3SD tentang menyusun kalimat dan paragraf. Selamat Belajar !
Materi Bahasa Indonesia Kelas 3 SD
Materi Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Semester 1
Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi berikut
ini, kamu diharapkan dapat menyusun paragraf,membuat kalimat dan keperluan sehari-hari dengan baik.
MENYUSUN PARAGRAF
1. Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf
Sederhana
a.Definisi/Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa
berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan amenyatakan makna yang
lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik
lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat
(P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di
sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
A.Kalimat tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya
memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)
B.Kalimat majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat
majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak
kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat
tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap
kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Rapatan
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran
1.
Kalimat majemuk setara
Kalimat
majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan
kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam,
yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
||
penggabungan
|
Dan
|
||
penguatan/Penegasan
|
Bahkan
|
||
Pemilihan
|
Atau
|
||
Berlawanan
|
di
lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
|
||
urutan
waktu
|
kemudian,
lalu, lantas
|
||
Contoh:
- Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
- Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
- Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
- Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
2.
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat
majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek,
predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
- Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
- Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
- Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
- Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
3.
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang
terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya
(konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
||
Syarat
|
jika, kalau, manakala, andaikata,
asal(kan)
|
||
Tujuan
|
agar, supaya, biar
|
||
perlawanan (konsesif)
|
walaupun, kendati(pun), biarpun
|
||
Penyebaban
|
sebab, karena, oleh karena
|
||
pengakibatan
|
maka, sehingga
|
||
Cara
|
dengan, tanpa
|
||
Alat
|
dengan, tanpa
|
||
perbandingan
|
seperti, bagaikan, alih-alih
|
||
Penjelasan
|
Bahwa
|
||
Kenyataan
|
Padahal
|
||
Contoh:
1.
Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2.
Ketika matahari berada di ufuk
timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
- Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
- Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
4.
Kalimat majemuk campuran
Kalimat
majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
- Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
- Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
- Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
- Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Pola
Kalimat
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
- Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
- Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
- Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
- Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
- Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
- Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
- Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
- Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
- Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
- Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan
kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk
inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik
atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat,
kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik),
kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi
satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu
paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat
diungkapkan. terdapat paragraf induktif dan deduktif.
A. Jenis-jenis
Paragraf
1. Paragraf
Narasi
Paragraf Narasi
ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan
narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut
cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan
atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi
terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak
memiliki kalimat utama.
Contoh
paragraf narasi:
Kemudian mobil meluncur kembali,
Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher.
Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri
mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang
sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan
menurut jenis ceritanya, yaitu:
- Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin
bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat,
lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan
tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad,
memepelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan
"Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang
pengantin ....
- Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh
paragraf narasi sugestif:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia
mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh
tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
2. Paragraf
Deskripsi
Paragraf
Deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan
suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya
penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang
sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh Paragraf Deskriptif:
Masih melekat di mataku, pemandangan
indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar
datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin
mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas
tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata
memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan
dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan
terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya.
Disepanjang bibir pantai kulihat
wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari
tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir
pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal
di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh
wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
- Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat
pola pengembangan paragraf, yaitu:
- Pola Spasial
- Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan
pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi
lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.
Pola Subjektif ialah pola yang
menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari
penulis.
2.
Pola Objektif ialah pola
pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa
adanya tanpa disertai opini penulis.
3. Paragraf
Eksposisi
Paragraf
Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf
yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk
memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya
pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat imformatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh Paragraf Eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang
kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia.
Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat
bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik sebagai berikut:
daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna
hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya
sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui
bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya,
komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga
sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun
lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam
beberapa jenis yaitu:
- Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar
yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya
bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara
30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau
kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang
tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting
untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis,
dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan
tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang
sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
- Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem penamaan jenis-jenis kritik
sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral
menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama.
Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan
dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik
menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya
sastra pada kritikusnya.
- Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata
memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric
acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang
bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan
perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah
secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan
air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari
akan memberikan hasil yang maksimal.
- Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita
sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek.
Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan
melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa
taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat
akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak
warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
- Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada
umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak
pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil
nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
- Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di
pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
- Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olah raga yang
banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga
jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang
yang menonton orang lain berjalan kaki.
- Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis:
Beragam teori dikemukakan untuk
menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia
diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan
dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak
nama baik tokoh penting AS tersebut …
4. Paragraf
Argumentasi
Paragraf
Agumentasi ialah jenis paragraf yang
mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan
fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide,
gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri
paragraf argumentasi, yaitu:
- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis
paragraf argumentasi:
- Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
- Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
- Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5. Paragraf
Persuasi
Paragraf
Persuasi ialah suatu bentuk karangan yang
bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri
paragraf persuasi, yaitu:
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindu di Bali memiliki
upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk
wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran
mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam
pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar,
maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang
belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua
perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual
pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke
Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat
Hindu di Bali.