PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
1. Pembangunan
Pembangunandapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi
untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga
negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho
dan Rochmin Dahuri, 2004).
Siagian (1994) memberikan
pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita
(1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana”.
Jadi pembangunan dapat diartikan sebagai
Suatu upaya yang dilakukan secara sadar, terkoordinasi dan terencana menuju
modedernitas dan perubahan yang lebih baik.
2.1. 2. Modernisasi
Modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada
suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning (Soekanto, 2006).
Schorrl (1980) memberikan
pengertian tentang modernisasi sebagai Suatu proses penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedalam segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda
tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman
dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat
yang bersangkutan.
Jadi modernisasi adalah suatu
proses perubahan sosial serta proses penerapan ilmu penegetahuan dan teknologi
kedalam segi kehidupan manusia yang didasari pada suatu perencanaan untuk
mencapai taraf hidup yang lebih baik.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses
transformasi yang merubah:
• Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya
kompleks industri yang besar, dimana
produksi barang
konsumsi dan sarana dibuat secara missal.
• Dibidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang
modern memerlukan ada masyarakat
nasional dengan integrasi yang baik.
2.2
Pembangunan
dan Modernisasi
Pembangunan
merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai
macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat
adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh bangsa di dunia ini.
Berbagai teori tentang pembangunan telah banyak dikeluarkan oleh ahli-ahli
sosial barat, salah satunya yang juga dianut oleh Bangsa Indonesia dalam
program pembangunannya adalah teori modernisasi. Modernisasi merupakan
tanggapan ilmuan sosial barat terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara
dunia kedua setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Modernisasi
menjadi sebuah model pembangunan yang berkembang dengan pesat seiring
keberhasilan negara dunia kedua. Negara dunia ketiga juga tidak luput oleh
sentuhan modernisasi ala barat tersebut. berbagai program bantuan dari negara
maju untuk negara dunia berkembang dengan mengatasnamakan sosial dan
kemanusiaan semakin meningkat jumlahnya. Namun demikian kegagalan pembangunan
ala modernisasi di negara dunia ketiga menjadi sebuah pertanyaan serius untuk
dijawab. Beberapa ilmuan sosial dengan gencar menyerang modernisasi atas
kegagalannya ini. Modernisasi dianggap tidak ubahnya sebagai bentuk kolonialisme
gaya baru, bahkan Dube (1988) menyebutnya seolah musang berbulu domba
Faktor – faktor budaya yang menghambat pembangunan
1. Sikap Tradisionalistik, yakni sikap yang mementingkan tradisi yang diterima
dari generasi-generasi sebelumnya sebagai pegangan hidup. Tradisi dapat berasal
dari praktek hidup yang sudah berjalan lama, ini disebut tradisi kultural.
Dapat pula berasal dari keyakinan keagamaan yang berpangkal pada wahyu, ini disebut tradisi keagamaan.
2. Vested Interest, yakni teori komunikasi yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
mempengaruhi perilaku dampak. Seperti yang didefinisikan oleh William Crano , kepentingan mengacu pada jumlah bahwa obyek
sikap dianggap hedonically relevan oleh pemegang sikap (Crano, 1995). Dalam ide
Crano dari kepentingan pribadi, jika objek sikap adalah subyektif penting dan
konsekuensi pribadi yang dirasakan adalah signifikan, akan ada kesempatan lebih
besar sikap individu akan dinyatakan perilaku. Sebagai contoh, individu yang
berusia 30 tahun diceritakan bahwa usia mengemudi hukum sedang mengangkat 16-17
di negara bagiannya. Sementara ia mungkin tidak setuju dengan hukum ini, ia
tidak dipengaruhi seperti operator kendaraan berusia 15 yang prospektif dan
tidak mungkin terlibat dalam memprotes perubahan.
3.Prasangka buruk terhadap sesuatu yang baru , yakni maksudnya masyarakat sudah berfikiran buruk
terhadap pembangunan yang menyebabkan terhambatnya pembangunan.
Indikator Keberhasilan Pengukuran
Pembangunan
1.
Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam
ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah
lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
2.
Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per
kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per
kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan
nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan
tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang
akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain
pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin
menurun.
3.
Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya
proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di
pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di
wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di
negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban
berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan
urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi.
Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan,
sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di
wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah
satu indicator pembangunan.
4.
Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap
industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan
factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana
terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang
disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah.
5.
Indeks Kualitas Hidup
IKH
atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator
makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat
dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya,
pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh
peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1)
angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi,
dan (3) angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan
kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat
kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan
kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil
pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena
tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para
anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik
untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping
pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP)
telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indicator yang telah ada.
pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan
sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai
sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan
oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas
sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang
menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Syarat-Syarat Suatu Modernisasi
terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2. Sistem administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2. Sistem administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Gejala Modernisasi di Indonesia
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan manusia berikut ini:
1. Bidang budaya; ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
2. Bidang politik; ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan, munculnya Negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya Negara-negara demokrasi, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak.
3. Bidang ekonomi; ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memproduksi barang.
4. Bidang sosial; ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah dan kelas atas.
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan manusia berikut ini:
1. Bidang budaya; ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
2. Bidang politik; ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan, munculnya Negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya Negara-negara demokrasi, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak.
3. Bidang ekonomi; ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memproduksi barang.
4. Bidang sosial; ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah dan kelas atas.
Dampak Positif dan Negatif
Modernisasi
1. Dampak positif
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas. Serta mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
2. Dampak negatif
Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
3) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4) Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya.
Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5) Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.
1. Dampak positif
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas. Serta mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
2. Dampak negatif
Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
1) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
3) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4) Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya.
Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5) Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.