• Contoh Puisi Anak SD tentang Lingkungan 


    Puisi dikenal sebagai salah satu bentuk karya sastra dengan penyampaian bahasa yang ringkas, sarat akan makna, dan cenderung menggunakan ungkapan konotatif (bukan sebenarnya). Sedangkan puisi anak secara umum adalah puisi yang pada penggunaan bahasanya cenderung lebih sederhana jika dibandingkan oleh puisi yang dibuat oleh orang dewasa. Karya yang dibuat pun sesungguhnya adalah hasil imajinasi dari pemikirannya yang berada pada ranah seputar kehidupan dunia anak-anak. 

    Berikut ini adalah beberapa contoh puisi anak-anak yang bertemakan tentang lingkungan :

    Contoh Puisi 1 :


    Hamparan Hijau

    Hamparan hijau terbentang luas
    Darinya muncul kehidupan
    Tanah subur penumbuh hasil bumi
    Aneka satwa berkeliaran
    Segalanya terkumpul dalam satu lingkungan
    Hamparan hijau terbentang luas
    Batang-batang kayu besar nan kuat elok dipandang mata
    Tak hanya elok nan cantik rupanya
    Batang besar pun mahal harganya

    Hamparan hijau terbentang luas
    Tersimpan kekayaan besar darinya
    Hingga berbondong-bondong para penjahat berkapak
    Penjahat berkapak kini tak lagi berkapak
    Mesin-mesin gergaji bermata dua sebagai gantinya

    Hamparan hijau terbentang luas
    Semakin berkurang hamparannya
    Akibat penjahat berkapak yang tak lagi berkapak
    Satu dua pohon tumbang
    Oleh raungan gergaji mesin bertuan penjahat

    Hamparan hijau terbentang luas
    Kini tak lagi terlihat hamparannya
    Hanya hijau yang berlubang
    Lambat laun tak lagi hijau
    Semua tumbang tak tergantikan

    Hamparan hijau terbentang luas
    Kini menjadi hamparan luas berwarna suram
    Tak ada lagi batang kayu kokoh nan kuat
    Tak ada lagi sumber kehidupan
    Tak ada lagi kumpulan hewan
    Semua musnah akibat keserakahan
    Para penjahat berkapak yang tak lagi berkapak

    Oh Tuhan
    Ampuni kami
    Yang tak mensyukuri nikmat besar-Mu
    Yang telah lalai tak menjaga hamaparan hijau-Mu
    Yang telah merusak batang-batang kayu kokoh nan kuat milik-Mu

    Oh Tuhan
    Jangan hukum kami dengan bencana yang datang silih berganti
    Akankah hamparan hijau akan terganti
    Dengan hamparan hijau yang baru
    Akankah banjir dan longsor ini
    Akan mampu menghapus dosa-dosa kami

    Oh Tuhan
    Tumbuhkan kembali hamparan hijau-Mu 
    Untuk kehidupan kami
    Dan anak cucu kami di masa mendatang 

    Contoh Puisi 2 :


    Hutanku
    Hutanku nan ribun
    Hutanku yang hijau
    Engkaulah paru-paru kami
    Engkaulah pemberi nafas kehidupan ini
    Oh Hutanku

    Akan tetapi apa yang terjadi denganmu kini
    Engkau tak lagi rimbun
    Tak lagi hijau
    Paru-paru kami pun telah rusak
    Pemberi nafas kehidupan pun tengah sesak

    Hutanku 
    Ada apakah denganmu kini
    Kulihat dari kejauhan
    Sekelompok orang sedang memotong-motong dirimu
    menggunakan gergaji-gergaji besi yang amat besar
    Gigi-gigi dan mata mereka berkilatan
    Menyeringai menandakan keserakahan

    Hutanku
    Apakah yang terjadi denganmu kini
    Kulihat dari kejauhan
    Sekelompok orang membakar dirimu
    Tangan-tangan mereka kotor dengan bekas abu dimana-mana
    Tangan-tangan mereka juga kotor
    Dengan lumpur dosa yang menghinakan
    Mata dan gigi-gigi mereka juga menyeringai 
    Menampakkan ketamakan umat manusia

    Hutanku
    Tak adanya dirimu
    Adalah kepunahan bagi kami
    Tak adanya dirimu
    Adalah kebinasaan bagi kami

    Hutanku
    Bilakah kau subur kembali
    Bilakah kau rimbun kembali
    Akan kujaga sampai mati
    Jika kau mati
    Maka kami pun akan mati 



    Contoh Puisi 3 :


    Sampah 

    Kau adalah kumpulan benda terbuang
    Keberadaanmu menimbulkan masalah
    masalah lingkungan
    masalah kesehatan
    dan juga masalah-masalah lainnya

    kau adalah wujud dari konsumtivitas tak terkendali
    sekumpulan orang berusaha untuk memusnahkanmu
    namun sayang seribu sayang
    keberadaanmu adalah sebuah niscaya
    yang menunjukkan bukti bahwa
    manusia takkan pernah berhenti
    menciptakanmu sebagai hasil dari kegiatan mereka 
    untuk bertahan hidup

    kau adalah benda menjijikkan
    mampukah kau enyah dari hidup kami
    mampukah kau pergi dari rumah-rumah kami
    lingkungan kami sekolah kami rumah ibadah kami
    pergilah sejauh-jauhnya dari pandangan kami
    namun apalah daya
    keberadaanmu adalah niscaya

    kau sebabkan ribuan bencana
    kau hancurkan ribuan nyawa
    kau sebabkan jutaan penyakit
    dan kau hancurkan ribuan nyawa lagi
    mampukah kau lenyap dari hidup kami
    mampukah kau menghilang dari pandangan kami
    namun sayang seribu sayang
    keberadaanmu adalah niscaya

    siapa engkau yang telah berani-beraninya
    memasuki kehidupan kami
    merusak tatanan hidup kami
    merusak lingkungan kami
    sebagian orang berupaya menghancurkanmu
    namun apa daya
    keberadaanmu adalah niscaya

    sekolompok badut berdasi
    berdiplomasi menarik simpati
    berkoar-koar menebar janji
    janji untuk dapat melenyapkanmu dari muka bumi
    namun apa daya mereka
    keberadaanmu adalah niscaya

    sekelompok aktivis berkaca mata
    dengan dedikasi dan semangat tinggi
    berupaya untuk mengolahmu menjadi sesuatu
    hingga hanya manfaat yang ada padamu
    namun apalah daya
    kerugian darimu adalah niscaya

    sekelompok anak-anak kumal dan lusuh
    mengais-ngais dirimu
    berharap ada sesuatu bernilai darimu
    namun apalah dirimu
    engkau hanyalah benda terbuang
    yang keberadaaanmu adalah niscaya

    sekelompok cukong
    mengumpulkan si pengais 
    berharap menjadikanmu sumber penghidupan
    namun masih pula menimbulkan masalah
    karena kerugian darimu
    adalah niscaya


    Contoh Puisi 4 :


    Amarah sang Alam
    amarah alam menegur sang penghuni bumi
    banjir bandang maha dahsyat serta longsor tak terperi
    amukan alam memaki makhluk perusak
    sang perusak hanya terdiam tak berdaya
    melihat kampung halamannya porak poranda

    amarah alam menegur sang penghuni bumi
    berbagai penyakit datang silih berganti
    membersamai banjir yang menggenang berhari-hari
    sang perusak hanya termenug
    meratapi air bah setinggi bahu
    membanjiri rumah dan kampung halamannya

    amarah alam menegur sang penghuni bumi
    berharap ia tersadar akan apa yang diperbuatnya
    namun alam telah terlanjur marah diri
    sang perusak hanya terdiam menunggu mati 

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Desain Interior - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -