3 Aktivitas Untuk Melatih Fokus Anak
Di tengah ramai dan bisingnya media sosial, kemampuan “fokus” menjadi
barang berharga. Bagaimana tidak, para remaja dan orang dewasa hampir
setiap detik mendengar notifikasi dari handphone dan gadget. Bahkan,
saat ini anak-anak sudah mengalami hal yang sama. Seringnya muncul notifikasi smartphone memaksa perhatian kita berpindah-pindah. Smartphone memaksa kita untuk klik ini klik itu dan menjebak sel otak kita untuk berpikir melompat-lompat dan dangkal.
Sebuah riset neurologi membuktikan, kini makin banyak anak-anak muda
generasi digital yang sulit membangun konsentrasi panjang (misal membaca
buku 50 halaman, atau menekuni sebuah pekerjaan yang menuntut deep thinking). Dengan kondisi demikian, maka tugas seorang guru agar peserta didiknya memiliki kemampuan fokus menjadi sangat penting.
Seorang psikolog ternama, Daniel Goleman, dua dekade yang lalu memberikan kejutan dengan emotional intelligence-nya. Kini, buku terbarunya yang berjudul Focus
menjadi sangat penting bagi kebutuhan perkembangan dunia saat ini.
Menurutnya, di era yang penuh gangguan ini kebutuhan untuk meningkatkan
kemampuan “fokus” menjadi lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Para orangtua dan guru sering mengeluhkan bahwa anaknya susah
berkonsentrasi dan tidak bisa fokus. Sayangnya, kondisi ini sering
mengarahkan orang dewasa untuk memberikan label “susah fokus” kepada
anaknya. Lebih sayang lagi, jika kita memberikan label tersebut
berdasarkan penilaian dan ukuran fokus orang dewasa. Secara psikologis, durasi kemampuan fokus seseorang tidak jauh dari
usianya. Anak yang berusia 10 tahun, maka rata-rata ketahanan fokusnya
sekitar 10 menit. Jika durasi belajar anak adalah 70 menit, maka seorang
guru sepantasnya memberikan jeda setiap 10 menit. Di kelas, kita bisa melakukannya dengan sangat beragam. Bisa sekadar
main tepuk tangan, bernyanyi, atau tebak-tebakan. Berilah jeda, dan
lihat perbedaan yang terjadi. Manfaatnya:
Anak-anak yang terlatih fokus akan lebih menikmati “pengalaman” mencapai sesuatu (proses), ketimbang sesuatu itu sendiri. Anak-anak yang terlatih fokus akan mampu membedakan antara capek fisik (berhenti sesaat dan kemudian melanjutkan lagi) dengan menyerah. Sehingga, mereka tidak berhenti sekolah sebelum selesai, dan dalam kata-kata Prof. Rhenald Kasali, tidak berhenti mendaki sebelum mencapai puncak gunung yang indah. Melatih anak-anak fokus adalah melatih diri agar terbiasa hidup dalam aturan yang disepakati, fokus pada kesepakatan, mengabaikan hal-hal yang tidak penting, dan tak pulang sebelum selesai. Dan, setidaknya, saat mereka dewasa, ketika menyetir mobil, mereka bisa fokus ke jalan dan bukannya ke layar televisi, SMS, sosial media, atau menjawab telepon.
Latihan fokus bisa dengan hal-hal sederhana. Berikut ini adalah 3 kegiatan sederhana yang bisa melatih kemampuan fokus pada anak.
- Instruksi
Instruksikan kepada peserta didik, jika kalian mendengar kata “kuda” maka kalian harus duduk dan kalian hanya duduk jika mendengar kata “kuda”.
Atau
Jika kalian mendengarkan kata “banggakan”, maka kalian harus menjawab dengan kata “Yes I’am”.
Berceritalah, kemudian munculkan kata yang mirip sebagai pancingan sebelum kata “kuda” muncul.
Lakukan beberapa kali dan kemudian amatilah siswa. Maka, akan kita temukan berbagai kemampuan fokus anak.
Bagian penting dari kegiatan ini adalah melakukan Tanya jawab singkat terhadap kegiatan ini. Hal ini sangat penting agar apa yang mereka lakukan benar-benar berguna.
Kata apa yang mengecoh kalian? Apa yang bisa membantu kita untuk duduk pada saat yang tepat? Bagaimana cara agar kita berhasil melakukannya sesuai instruksi? Dst.
- Permainan deadline
Misalnya, carilah sebanyak-banyaknya dalam waktu satu menit, kata yang huruf terakhirnya adalah huruf “A”.
Carilah sebanyak-banyaknya nama negara yang mengandung huruf “L” dalam waktu dua menit.
Kerjakan lima soal ini dalam waktu lima menit.
Kegiatan ini, bagi anak, sangat menyenangkan. Dari kegiatan ini, kita bisa memantau kondisi fokus anak, kemauan, rasa ingin tahu, dan dalam proses pembelajaran, anak akan menjadi lebih disiplin, lebih fokus tanpa menunda-nunda.
- Mencari kata atau huruf dalam bacaan
Sediakan bacaan panjang, kemudian mintalah anak untuk menemukan nama-nama hewan dan memberinya garis bawah.
Sediakan satu paragraf, kemudian mintalah anak untuk menghitung berapa jumlah huruf “H” dalam paragraf tersebut.
Dan lain-lain.
Kegiatan ini juga sangat baik jika dikombinasikan dengan permainan deadline. Yaitu, menemukan kata atau huruf dengan batasan waktu tertentu.
Selamat mencoba!